Kamis, 05 September 2019

PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL PRODUK PERANGKAT KERASA. KONSEP UMUM PRODUKSI MASSA

A.    KONSEP UMUM PRODUKSI MASSAl

Produksi massal dikenal juga dengan istilah produksi mengalir atau produksi terus-menerus adalah produksi yang dibuat dalam jumlah besar. Termasuk di dalam produksi massal adalah kegiatan perakitan produk. Bersama dengan produksi kelompok besar dan produksi unit, produksi massal adalah salah satu dari tiga metode produksi.
lstilah produksi massal pertama kali dipopulerkan pada tahun 1926 lewat artikel yang ditulis di Encyclopediae Britannica. Artikel tersebut ditulis oleh seseorang yang bekerja di perusahaan Ford Motor. Sebelumnya, Koran The New York Times menggunakan istilah "Produksi Massal (Mass Production)" di dalam judul berita utamanya.

Konsep produksi massal dapat dijumpai di berbagai jenis produk, mulai dari makanan, air mineral sampai perakitan (kendaraan bermotor dan peralatan rumah tangga).
Produksi massal adalah aspek yang dapat menjangkau berbagai macam area ilmu. Namun, kita dapat membedakan produksi massal dengan produksi kerajinan atau industri rumahan. Aspek-aspek dalam produksi massal seperti lini produksi dan standardisasi ukuran telah lama ada bahkan sebelum era revolusi industri. Namun, adanya era revolusi industri yang
menandai terciptanya mesin-mesin yang dapat membantu pekerjaan manusia telah membuka jalan bagi manusia dalam melangsungkan produksi massal dalam waktu singkat.

A.    SEJARAH PRODUKSI MASSAL PRODUK PERANGKAT KERAS

Dalam bagian ini, kita akan membahas mengenai sejarah produksi massal perangkat keras, yakni perangkat keras komputer. Pada tahun 1953, IBM Endicott yang berlokasi di New York mengumumkan produk bernama IBM 650. IBM 650 merupakan produk perangkat keras komputer yang pertama kali diproduksi secara massal. Antara 1953-1962, sebanyak 2000 sistem telah dihasilkan untuk meningkatkan performa IBM 650.
IBM 650 telah membawa bidang komputer ke dalam tingkatan yang lebih tinggi. Selain itu, IBM 650 memiliki ketahanan yang tidak dimiliki oleh computer-komputer produksi sebelumnya. Pada produk IBM 650, komputer akan mengulang kembali proses jika terdapat error di dalam sistem. Fitur tersebut pada zaman dahulu dianggap sebagai fitur yang baru, karena pada produk sebelumnya pengguna harus mematikan komputer sccara paksa jika terjadi error.
Pada waktu peluncuran IBM 650, pihak IBM mengatakan bahwa produk tersebut akan membuat perdagangan akan beralih ke konsep penyimpanan data.
Pada awalnya, IBM 650 diproduksi akan terjual hanya 50 unit. Tetapi pada tahun 1955, IBM 650 sudah terjual hingga 75 unit dan pihak IBM diminta untuk menambah kapasitas produksi hingga 700 buah yang mana jumlah tersebut akan habis hanya dalam jangka waktu beberapa tahun mendatang. Jika dihitung secara keseluruhan, hampir 2000 IBM 650
diproduksi pada tahun 1960-an. Sebagai catatan, pada masa itu, pabrik komputer lain tidak ada yang memproduksi sebanyak itu.

B.     KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PRODUKSI MASSAL

Berikut adalah uraian mengenai keuntungan dan kerugian dalam penerapan teknologi massal.
1.      Keuntungan
Berikut adalah keuntungan dalam melakukan proses produksi massal.
a.       Produksi massa adalah proses otomatis, yakni hanya dijalankan oleh mesin.
b.      Menekan biaya pengeluara untuk pcgawai.
c.       Tingkat produksi menjadi meningkat.
d.      Banyak modal yang dapat ditingkatkan dengan mengurangi beban biaya pegawai.
2.      Kerugian
Berikut adalah kegiatan produksi massal yang dapat merugikan.
a.       Mesin untuk produksi massal biasanya berharga mahal.
b.      Karena sifatnya yang berulang-ulang, maka pekerja akan kehilangan rasa semangat.
c.       Merupakan produksi yang dianggap kurang fleksibel.
d.      Jika ada salah satu bagian yang rusak, maka divisi lain harus berhenti sampai mesin tersebut diperbaiki lagi.

C.    PERENCANAAN PRODUKSI MASSAL

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk di antaranya ekstensi produk atau perbaikan,distribusi, penambahan harga, dan promosi.
Kesuksesan ekonomi produk massal suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur, atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan setiap elemen perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi
lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Namun, laba sering kali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 indikator yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1.      Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan memengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2.      Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3.      Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4.      Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5.      Kapabilitas Pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

1.      Hubungan antara Perencanaan dengan Control Produksi
Perencanaan produksi adalah iirngsi manajerial yang berhubungan dengan masalah-masalah berikut.
a.       Apa yang diperlukan dalam fasilitas produksi.
b.      Cara rnembagi alat-alat produksi agar dapat digunakan dalarn proses produksi.
c.       Cara agar alat-alat produksi tersebut dapat rnembuat produk yang diinginkan dan dalam jumlah yang diinginkan.
Secara umum, perencanaan produksi berkaitan dangan 2 aspek, yaitu :
a.       Aspek penjadwalan dan perencanaan tugas.
b.      Aspek tata letak atau hubungan antar sumber daya.
Perencanaan produksi bersifat dinamis. Artinya, perencanaan produksi selalu berubah-ubah sesuai dengan adanya perubahan rencana yang mungkin terjadi.
Di sisi lain, kontrol produksi adalah mekanisme untuk mengawasi agar produksi bisa berjalan sesuai dengan rencana. Kontrol produksi memiliki fungsi-fungsi penting, di antaranya:
a.       Menjaga agar proses produksi bisa berjalan sesuai dengan rencana.
b.      Mengamati kemajuan produksi dan mencatat kekurangan-kekurangannya.
c.       Menganalisis data yang dicatat dan menghitung kesalahan-kesalahannya.
d.      Mengambil langkah langsung untuk mcngoreksi kesa1ahan- kesalahan yang ada pada proses produksi.
e.       Meneruskan laporan kontrol produksi kepada bagian perencanaan untuk ditindaklanjuti.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah bagian yang menunjukkan hubungan antara perencanaan produksi dcngan kontrol produksi.
 2.      Fase dalam Perencanaan Produk
a.      Mengidentifikasi Peluang
Peluang produk bisa diperolch melalui 4 cara, yaitu:
1.      Produk bam.
2.      Tumnan dari produk yang sudah ada. \
3.      Perbaikan produk yang sudah ada.
4.      Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1.      Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
2.      Analisis keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
3.      Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
4.      Adanya kecendrungan dalam gaya hidup, demograsi dan tcknologi.

b.      Mcngevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspcktif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru yaitu:
1.      Strategi bersaing
Strategi bersaing merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk dengan memerhatikan para pesaing usaha. Strategi ini digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen untuk membahas strategi dalam menghadapi persaingan usaha. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan yaitu:
a.       Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b.      Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c.       Fokus pelanggan.
d.      Produk tiruan.

2.      Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen membuat perusahaan dapat memetakan selera pelanggan terhadap suatu produk. Selain itu, pcrusahaan juga akan mampu melihat perkembangan produk pesaingnya. Pemetaan produl-produk pesaing dan milik sendiri ke dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan kelemahan produknya dan mampu memanfaatkan kelemahan produk pesaingnya.

3.      Perkembangan teknologi
Pada perusahaan dengan produk berupa teknologi, keputusan perencanaan yang utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi baru dalam kegiatan produksi massal.

4.      Perencanaan platform produk
Platform produk yang bagus dapat menjadi dasar dalam membuat produk turunan yang mampu memenuhi selera pasar. Kcputusan mengenai platform produk berkaitan erat dengan usaha pengembangan produk serta implemcntasi tcknologi
dalam mcmbuat suatu produk. Untuk monjcmbatani antara implementasi teknologi dengan perencanaan dan pengcmbangan produk, maka perusahaan biasa menggunakan peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan perkiraan penggunaan teknolegi di masa depan dan teknologi apa yang cendrung dipakai oleh pasar.

5.      Evaluasi peluang produk baru
Evaluasi produk dilakukan berdasarkan aspek-aspek berikut.
a.       Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b.      Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c.       Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d.      Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e.       Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f.        Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g.      Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

6.      Menyeimbangkan  portofolio pemetaan pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajet akan mempertimbangkan dampak atas kepuassan perencanaan produk. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan oleh Coopcr ct al (1998) melibatkan dimensi seperti risiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar, dan sebagainya.

a.      Pengalukasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
Aspek pengalokasian sumber daya dan perencanaan waktu terbagi menjadi aspek-aspek berikut.
1.      Pengelolaan sumber daya
Perencanaan produk secara mendalam dan menyeluruh akan membantu perusahaan dalam menggunakan sumber daya secara efisien. Perusahaan akan membuat produk yang benar-benar mampu menyerap kebutuhan pasar dengan sumber daya yang sudah dianggarkan.
2.      Penentuan waktu pmyck
Penentuan waktu dan urutan pmyck harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut.
a.       Penentuan waktu pengenalan produk.
b.      Kesiapan teknologi.
c.       Kesiapan pasar.
d.      Persaingan dalam penawaran produk.

b.      Penyelesaian Perencanaan Proyek Pendahuluan
Tahap penyelesaian perencanaan dilakukan setelah suatu proyek disetujui, tetapi belum menuju penggunaan sumber daya. Kegiatan ini melibatkan tim disebut dengan tim inti. Pada fase ini, pemsahaan hams mampu menjelaskan visi produk. Penulisan visi produk hams memakai bahasa yang memiliki makna umum. Untuk memberikan detail jelas suatu visi, maka tim inti hams mampu membuat sebuah pernyataan misi, asumsi, dan
batasan.
1.      Pemyataan Misi
Pemyataan misi mencakup:
a.       Uraian produk ringkas yang mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b.      Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya, dan kualitas.
c.       Pangsa pasar, yakni mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
2.      Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis produk menjadi lebih terarah. Berikut adalah pemasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan.

a.       Manufaktur
Mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional manufaktur.
b.      Pelayanan
Pelayanan pelanggan sangat menentukan keberhasilan pemsahaan, sehingga pemsahaan perlu dan hams mampu menyusun strategi dalam memberikan pelayanan prima kepada pelanggan.
c.       Lingkungan
Sasaran apsek lingkungan menyatakan bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya sehingga tidak akan ada komponen yang sia-sia.

a.      Merefleksikan Hasil dengan Proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi adalah perkiraan kualitas produk.
Perkiraan tersebut harus melalui tes yang disebut `dengan reezlily check. Dengan adanya reality check, perusahaan biasa membandingkan kecocokan antara visi misi produk dengan kebutuhan pasar. Jika tidak sesuai, maka harus dilakukan perbaikan

E.    INDIKATOR KEBERHASILAN PRODUKSI MASSAl

Produktivitas sebagai rasio keluaran (output) terhadap masukan (input) yang bertujuan untuk menilai kinerja proses produksi. Pengukuran keberhasilan dalam produksi massal meliputi hal-hal dibawah ini.
1.      Produktivitas
Berikut adalah hal-hal yang terkait di dalam aspek produktifitas.
a.       Perhitungan Produktivitas dalam Perusahaan
Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara volume keluaran dengan volume masukan. Dengan kata lain, produktivitas diukur dari tingkat efisiensi produksi masukan, seperti tenaga kerja dan modal, yang mana produksi masukan tersebut digunakan untuk menghasilkan produksi keluaran. Produktivitas merupakan dasar dari persaingan dan pertumbuhan ekonomi. Saking pentingnya produktivitas, data statistik produktivitas digunakan untuk membandingkan kesuksesan perusahaan satu dengan yang lain. Produktiiitas merupakan elemen penting dalam membuat model kapasitas produksi suatu perusahaan. Produktivitas juga dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan ekonomi suatu perusahaan.
Terdapat bermacam-macam cara mengukur produktivitas, tergantung pada tujuan perhitungan dan data yang tersedia. Salah satu perhitungan produktivitas yang paling umum digunakan adalah menghitung produksi kotor pekerja selama l jam kerja. Perhitungan ini dapat menghitung seberapa eilsien penggunaan tenaga kerja
untuk menghasilkan produksi keluaran.

b.      Dimensi Keberhasilan Produktivitas
Terdapat enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu: sikap kerja, tingkat keterampilan, hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan, manajemen produktivitas, ellsiensi tenaga kerja dan kewiraswastaan. Berikut adalah penjelasan mengenai keenam dimensi tersebut.
1.      Dimensi sikap kerja dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator-indikator sikap dalam melayani, sikap dalam melaksanakan pekerjaan, dan sikap melakukan inisiatif kerja.
2.      Dimensi tingkat keterampilan dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator-indikator keterampilan pencapaian tugas, keterampilan melaksanakan program, dan keterampilan mengevaluasi pencapaian program.
3.      Dimensi hubungan antara lingkungan kerja dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator- indikator hubungan kcrja dcngan pimpinan, hubungan kcrja dcngan antar-bagian, dan hubungan kcrja dcngan rckan sckcrja.
4.      Dimensi manajemen produktivitas dioperasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator-indikator koordinasi pekerjaan, komunikasi antar bagian, dan tanggung jawab pekerjaan.
5.      Dimensi efisiensi tenaga kerja dioperasionalkan mcnjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indikator-indikator jumlah tenaga kerja, pemanfaatan tenaga kerja, dan pemanfaatan waktu tenaga kerja.
6.      Dimensi kewiraswastaan diopcrasionalkan menjadi 3 indikator penelitian yang terdiri dari indicator-indikator kemampuan melihat potonsi daerah, kemampuan melihat potensi diri, dan kemampuan melihat potensi organisasi.
2.      Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah hasil produksi atau volume pemerosesan (throughput), atau jumlah unit yang dapat ditangani, ditcrima, disimpan, atau diproduksi olch sebuah fasilitas pada suatu pcriodc waktu tertentu. Kapasitas sering menentukan persyaratan modal sehingga memengambil sebagian besar dari biaya tetap. Kapasitas juga menentukan apakah permintaan dapat dipenuhi atau apakah fasilitas yang ada akan berlcbih. Oleh karena itu, dengan tujuan pencapaian tingkat utilisasi tinggi dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi,
penetapan ukuran fasilitas sangatlah menentukan.
a.       Jenis-Jenis Kapasitas
Berikut adalah jenis-jenis kapasitas produksi.
1.      Kapasitas Desain
Kapasitas desain adalah kapasitas yang bisa diperoleh oleh suatu desain produk jika desain produk tcrsebut dialokasikan kepada sumber daya yang cocok.
2.      Kapasitas Efektif
Kapasitas efektif adalah kapasitas yang dapat diperolch jika dihitung dari efektivitas desain dan sumber daya yang diperoleh.
3.      Kapasitas pemanfaaatan
Kapasitas Pemanfaatan adalah kapasitas efektif dari produk yang sedang digunakan.
b.      Mengelola Permintan
Walaupun terdapat peramalan yang baik dan fasilitas yang dibangun sesuai dengan peramalan tersebut, dapat tcrjadi ketidak cocokan antara permintaan aktual dan kapasitas yang terscdia. Ketidakcocokan ini dapat berarti permintaan melebihi kapasitas atau kapasitas melebihi permintaan. Berikut adalah kasus-kasus dan penyelesaian di dalam pengelolaan permintaan.
1.      Jika permintaan melebihi kapasitas
Jika permintaan melebihi kapasitas, perusahaan dapat membatasi permintaan dengan menaikkan harga, membuat penjadwalan dengan lead time yang panjang, dan mengurangi bisnis dengan keuntungan marginal. Walaupun demikian, karena fasilitas yang tidak mencukupi ini mengurangi keuntungan di bawah yang mungkin dapat dicapai, solusi jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas.
2.      Jika kapasitas melebihi permintaan
Jika kapasitas melebihi permintaan, perusahaan mungkin menginginkan untuk merangsang permintaan melalui pengurangan harga atau pemasaran yang agresif, atau mungkin menyesuaikan diri terhadap pasar melalui perubahan produk.
3.      Penyesuaian pada permintaan musiman
Sebuah pola permintaan musiman atau siklus pemintaan merupakan tantangan dalam pemenuhan kapasitas produksi.

F.    PROSES PRODUKSI

. Adapun jasa adalah hasil dari kegiatan produksi yang tidak mempunyai sifat-sifat baik fsik maupun kimia serta tidak ada jangka waktu antara saat produksi dengan saat dikonsumsi.
1.      Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode, dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan, dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kcgiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses juga diartikan sebagai cara, metodc ataupun Teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kcgiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Mcnu1‘utAhyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melihat kcdua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kcbutuhan manusia.
2.      Jenis Proses Produksi Ditinjau dari Arus Produksi
Terdapat berbagai jenis proses produksi bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi yang dilihat dari aspek arus proses pengolahan bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (continous processes) dan proses produksi terputus-putus (intermettent processes). Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seprti ini:
1.      Volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan
2.      Kualitas produk yang diisyaratkan, dan
3.      Peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

Tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibcdakan scbagai berikut (Yamit, 2002).
a.       Proses Produksi yang Terputus-Putus (Intermitten Process)
Proses produksi yang terputus adalah kegiatan produksi yang dilakukan dengan alat multiguna. Dcngan menggunakan alat multiguna, kegiatan produksi dapat dilakukan secara Hcksibcl. Proses produksi terputus-putus dapat ditemui di dalam usaha bcrbasis pclayanan, misalnya usaha rcparasi komputcr. Dalam usaha penyedia jasa reparasi komputcr, pihak produsen melakukan proses produksi sesuai pesanan konsumen sehingga akan tercipta proses produksi yang berbeda-beda.
1.      Karakteristik produksi yang terputus-putus
Sifat-sifat atau ciri-ciri dari proses produksi yang terputus- putus (intermitten process/manufacturing) yaitu:
a.       Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil namun dengan banyak variasi (sesuai pesanan).
b.      Penyusunan peralatan dilakukan berdasarkan fungsi peralatan tersebut.
c.       Mesin-mesin yang dipakai biasanya bersifat multiguna, misalnya obeng untuk rnelakukan reparasi berbagai macam barang.
d.      Oleh karena sifatnya yang multiguna, maka operator mesin memiliki pengaruh besar.
e.       Proses produksi tidak akan terhenti walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.

2.      Kelemahan produksi terputus-putus
Kekurangan/kerugian proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) yaitu:
a.       Sulit untuk dilakukan penjadwalan proses produksi karena urutan pekerjaan yang banyak sekali di dalam memproduksi satu macam produk. Selain itu, dibutuhkan banyak system penjadwalan karena pasti akan terdapat perbedaan pesanan konsumen.
b.      Oleh karena banyakanya proses penjadwalan proses produksi, maka pengawasan produksi (production control) dalam proscs produksi terputus-putus akan sangat sukar dilakukan.
c.       Biaya tenaga kcrja dan biaya pcmindahan bahan sangat tinggi, karcna banyak dipergunakannya tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.

3.      Keuntungan dari produksi terputus-putus
Dibalik kelemahannya, ternyata produksi terputus menyimpan keuntungan yang cukup signiiikan.
Kebaikan/kelcbihan dari proses produksi yang terputus-putus (intermitten manufacturing) yaitu:
a.       Mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk dengan variasi yang cukup besar.
Fleksibilitas ini diperolch terutama dari:
1.      Sistem penyusunan peralatan (lay out) yang berbentuk prosess lay out.
2.      Jenis/tipe mesin yang digunakan dalam proses yang bersifat umum (general purpose machines).
3.      Sistem pemindahan bahan yang tidak menggunakan tenaga kerja mesin tctapi tcnaga manusia.
b.      Olch karena mcsin-mcsin yang digunakan dalam proses bcrsifat umum (general purpose machines), maka biasanya dapat diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin—mesin, scbab harga mesin-mesin ini lebih murah daripada mesin yang khusus (special purpose machines).
c.       Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di suatu tempat/tingkat proses.

b.      Proses Produksi yang Kontinu (Continous Process)
Produksi kontinu adalah suatu metodc proses produksi di mana proses berlangsung secara terus—menerus tanpa terhenti. Proses produksi secara kontinu dilakukan pada industri dcngan skala produksi besar. Pada proses produksi secara kontinu umum digunakan sistem yang terotomatisasi. Dengan bantuan PLC (Programmable Logic Controller) atau pengontrol otomatis lain, kesalahan proses produksi akibat kecerobohan manusia dapat dikurangi sehingga proses produksi dapat berlangsung terus- menerus dengan kondisi yang stabil atau bahkan mendekati tunak (scmua keadaan konstan dan tidak berubah). Contoh dari proses produksi kontinu adalah produksi laptop yang dilakukan di perusahaan besar, seperti ASUS, ACER, dan lain-lain.
1.      Kelemahan Proses Produksi Kontinu
Kekurangan/kerugian proses produksi yang terus-menerus (continuous manufacturing) yaitu:
a.       Terdapat kesukaran untuk menghadapi perubahan produk yang diminta olch konsumen atau pelanggan. Jadi proses produksi sepexti ini khusus untuk mcnghasilkan produk-produk yang :
1.      Permintaan (alemand)-nya besar dan stabil, seperti laptop
2.      Style produknya tidak mudah berubah. Laptop tidak atau jarang mcngalami perubahan bentuk
b.      Proses produksi mudah terhenti, karcna apabila terjadi kemacetan di suatu tempat/tingkat proses (di awal, di tengah, atau di belakang), maka kemungkinan seluruh proses produksi akan terhenti yang disebabkan adanya saling hubungan dan urut-urutan antara masing-masing tingkat proses.
c.       Terdapat kesukaran dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena biasanya tingkat produksi (rate of production)nya tclah ditentukan dan bersifat permanen.
2.      Kelebihan Proses Produksi Kontinu
Kebaikan/kelebihan proses produksi yang terus-menrus tcontinuous manufacturing) yaitu:
a.       Dapat diperolch tingkat biaya produksi pet unit (unit production cost) yang rendah apabila:
1.      Volumc yang dihasilkan cukup besar.
2.      Terdapat standardisasi produk.
b.      Dapat dikuranginya pemborosan-pemborosan dari pemakaian tenaga manusia, karena sistcm pemindahan bahan yang menggunakan tenaga mcsin/listrik.
c.       Biaya tenaga kerja (labor cost)-nya rendah, karena jumlah tenaga kerjanya yang sedikit dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (cukup yang setengah ahli) dalam pcngcrjaan produk yang dihasilkan.
d.      Biaya pemindahan bahan di dalam pabrik juga lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu dengan mesin yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut digerakkan dengan tenaga mesin (mckanisasi).


3.      Proses Produksi yang Berulang-ulang (Repetitive Process)
Produksi berulang-ulang atau repetitive production adalah kegiatan produksi yang mana produksi dilakukan secara berulang-ulang dalam rentang waktu yang ditentukan. Contoh dari produksi berulang-ulang adalah produksi laptop jonis tertentu yang biasanya dilakukan pada rentang waktu beberapa bulan saja, untuk kemudian diganti dengan produksi laptop jenis lain.

4.      Proses Produksi Campuran
Proses produksi campuran merupakan proses produksi yang menggabungkan fungsi intermitten process, continous process scma repetitive process. Proses produksi campuran adalah proses membuat barang yang berbcda-beda setiap hari. Proses
ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan dan untuk mencegah berhentinya barang di dalam gudang. Proses produksi campuran biasanya berupa partai kecil. Pemroduksi dengan
metodc preduksi campuran harus mcmiliki pengetahuan produksi bermacam-macam barang. Selain itu, mereka juga dituntut untuk cekatan, sehingga produksi akan dapat selesai
sesuai dengan jadwal pengiriman.

G.    PENERAPAN PROSES PRODUKSI MASSAL PADA PRODUK PERANGKAT KERAS
. Namun, kali ini kita akan mengambil contoh diagram alir produksi massal pada produk chip computer.
1.      Dari Pasir Mcnuju Batangan
Proses produksi massal chip komputer dimulai dari pengolahan silicon. Pertama-tama, silicon dibersihkan dari matcrial lain sehingga menghasilkan silicon murni. Kemurnian silicon akan berpcngaruh terhadap performa chip komputer tersebut.
Silikon murni lalu dipanaskan sampai mencair. Setelah itu, campur "benih" silicon dengan silicon yang sudah dicairkan. Percampuran tersebut akan menghasilkan lempengan silicon.
Setelah itu, lempengan silicon tersebut ditempelkan pada sebuah wafer. Wafer adalah bahan dasar dari komponen microsystem.
Wafer biasanya berbentuk lempengan tipis berbentuk lingkaran dengan garis di salah satu sisinya.
2.      Pengolahan dari Barang Setengah Jadi Menuju Barang Jadi
Setelah menjadi lempengan, maka chip setengah jadi tersebut diolah dengan cara membuat sekat pada lapisan dasar chip dan implantasi ion pada chip untuk mengubah karakteristik elektrisnya.
Di antara langkah-langkah ini, area-area pada chip dibuat pola dengan gambar melalui proses fotolitegrafi.
Proses tersebut menghasilkan goresan-goresan. Goresan- goresan tersebut menjadi tanda bagian mana saja dalam chip yang bisa dibuang atau tidak.
Langkah terakhir pada proses manufaktur chip adalah pemberian lembar perlindungan  ada seluruh wafer. Pemeriksaan awal pada wafer dilakukan untuk mengetahui fungsi pada chip.
Setelah mengetahui mana chip yang bagus mana yang tidak, maka chip kemudian dipotong dari wafer menggunakan pisau khusus. 

BAB 4 PEMASARAN PRODUK PERANGKAT KERAS

A.HAKIKAT PEMASARAN Pemasaran adalah sistem pertukaran . 1.aspek aspek yang dikenal dalam pemasaran orientasi dasar pemasaran terletak pa...